Teknologi nano memberikan perubahan dalam memajukan penghantaran obat dan memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan global dalam pangsa pasar obat-obatan dan kosmetik (Gupta et al., 2022). Teknologi nano dalam industri farmasi memberikan manfaat dalam stabilitas, kemampuan penetrasi yang lebih baik, efek yang tahan lama, meningkatkan warna dan kualitas akhir (Yadwade et al., 2021). Teknologi nano dapat diartikan sebagai formasi, pengembangan, peningkatan serta eksplorasi partikel berukuran nano (1-100 nm) (Garg & Garg, 2018). Jenis nanomaterial yang digunakan dalam pembuatan kosmetik diantaranya liposomes, noisome, dendrimers, nano-emulsi, Solid Lipid Nanoparticles (SLN) dan Nanostructured Lipid Carriers (NLCs), nano-HA, nanokapsul, nanotube dan nanospheres (Yadwade et al., 2021). Teknologi nano terbentuk dari 3 lapisan yaitu lapisan permukaan, lapisan luar dan lapisan inti. Metode pembuatan bentuk nano partikel yang digunakan meliputi gelasi ionik, cross link kovalen, presipitasi, reverse micellar, droplet emulsi koalesen, untuk metode gelasi ionik dan crosslink kovalen membutuhkan polimer seperti kitosan, Na-TPP, maltodekstrin. Polimer yang digunakan harus memiliki persyaratan bersifat biodegradabel, biokompatibel dan tidak menyebabkan toksisitas.
Kitosan merupakan salah satu jenis turunan berasal dari kitin yang dibuat dengan proses destilasi. Kitin merupakan salah satu komponen penting yang ada pada eksoskeleton hewan yang terdapat pada insekta, moluska dan krustasea (Saloko et al., 2021). Kitosan merupakan polimer alami yang mudah terdegradasi oleh lingkungan karena terbuat dari kulit hewan seperti udang, kepiting dan rajungan (Orzali et al., 2017). Maltodekstrin merupakan polimer alami yang termasuk produk hidrolisis pati, yang memiliki fungsi sebagai bulking dan membentuk film, mampu mengikat lemak dan rasa, serta memiliki kemampuan untuk mengurangi permeabilitas oksigen pada dinding matriks enkapsulasi (Kurniasih et al., 2016). Maltodekstrin terbuat dari campuran glukosa, dekstrin, oligosakarida dan maltosa. Kombinasi kitosan dengan maltodekstrin juga digunakan sebagai penentu ukuran partikel pada gula semut. Ukuran partikel terkecil dihasilkan pada gula semut aren yang dienkapsulasi menggunakan kitosan 1% dan maltodekstrin 100%. Hal ini disebabkan karena sifat maltodekstrin yang berperan sebagai filler yang mampu menjaga keberadaan unsur yang terkandung dalam suatu bahan (Saloko et al., 2021).
Enkapsulasi merupakan proses yang bertujuan untuk melindungi partikel zat aktif menggunakan bahan pelindung atau penyalut. Teknologi enkapsulasi dapat menghasilkan produk dalam bentuk powder yang lebih mudah dalam proses distribusi. Proses enkapsulasi dilakukan dengan cara mencampurkan zat aktif dengan polimer enkapsulasi menggunakan alat homogenizer hingga dihasilkan larutan mikropartikel. Selanjutnya larutan mikropartikel dikeringkan menghasilkan serbuk menggunakan alat spray draying untuk menghasilkan serbuk yang berukuran nano (Kurniasih et al., 2016). Teknik enkapsulasi nano dapat meningkatkan reaksi sensorik dan berpengaruh pada penyerapan nutrisi. Pada penelitian yang telah dilakukan terhadap daya sensorik lima sampel susu kedelai yang berbeda, termasuk penampilan, rasa, aroma dan tekstur menunjukkan teknik nanoenkapsulasi mempengaruhi persepsi sensorik untuk meningkatkan pelepasan rasa dan retensi rasa (Ju et al., 2021).
Referensi
Garg, S.G.A.A., & Garg, A. 2018. Encapsulation of curcumin in silver nanoparticle for enhancement of anticancer drug delivery. Int J Pharm Sci Res. 9(3):1160-1166.
Gupta, V., Mohapatra, S., Mishra, H., Farooq, U., Kumar, K., Ansari, M. J. dan Iqbal, Z. 2022. Nanotechnology in cosmetics and cosmeceuticals—a review of latest advancements. Gels. 8(3):173.
Ju, S., Song, S., Lee, J., Hwang, S., Lee, Y., Kwon, Y. dan Lee, Y. 2021. Development of Nano Soy Milk through Sensory Attributes and Consumer Acceptability. Foods. 10(12):1–11.
Kurniasih, R.A., Darmadji, P. dan Pranoto, Y. 2016. Pemanfaatan Asap Cair Terenkapsulasi Maltodesktrin-Kitosan Sebagai Pengawet Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis). Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. 9(1):9-16.
Orzali, L., Corsi, B., Forni, C. dan Riccioni, L. 2017. Chitosan In Agriculture: A New Challenge for Managing Plant Disease. Biological Activities and Application of Marine Polysaccharides.
Saloko, S., Sulastri, Y. dan Kadir, A. 2021. Enkapsulasi Gula Semut Aren Menggunakan Kitosan dan Maltodekstrin. Pro Food, 7 (1):840-851.
Yadwade, R., Gharpure, S. dan Ankamwar, B. 2021. Nanotechnology In Cosmetics Pros And Cons. Nano Express. 2:2-21.
0 Komentar